BERITAJAMBI.CO, MERANGIN - Menjelang perayaan Hari Raya Iedul Fitri 1445H/2024, Warga Kabupaten Kabupaten Merangin, Provinsi Jambi, mendapat tantangan serius dalam memenuhi kebutuhan dasar mereka, Salah satunya ketersediaan gas LPG 3 kg, yang lebih dikenal sebagai ‘gas melon’, kini menjadi semakin sulit.
Situasi ini memaksa masyarakat, terutama mereka yang berasal dari lapisan ekonomi bawah, untuk mengeluarkan biaya lebih tinggi dari Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah.
Randi Saputra, Seorang Warga Kecamatan Bangko menggambarkan betapa sulitnya mendapatkan gas melon di pangkalan resmi. Tatkala media ini melakukan peliputan sembako di wilayah Kota Bangko.
“Untuk sembako masih aman bang, Terkecuali gas 3 Kg. Kami harus keliling mencarinya, itupun kalau dapat. Kalau telat tak dapatlah kami masak bang,” ucapnya pada Selasa (02/04/2024).
Gas yang cepat habis di pangkalan, membuat masyarakat terpaksa membeli dari warung-warung kelontong dengan harga yang jauh relatif lebih tinggi dari harga pangkalan.
"Harga gas LPG 3 Kg di warung kelontong saat ini mencapai Rp 35 ribu per tabung, sementara harga normal di pangkalan hanya Rp 20 ribu per tabung. Harganya dua kali lipat dari harga yang telah ditentukan pemerintah, tapi mau bagaimana lagi, karena kami juga butuh, tapi harganya mencekik kami,” ungkapnya.
Ditempat terpisah di wilayah pelosok Kabupaten Merangin yaitu Kecamatan Jangkat, Tepatnya Desa Pulau Tengah. Salah satu Warga yang enggan namanya di publish media ini mengatakan.
"Masih mending di Kota bang, Harga di kelontongan hanya Rp. 35 rbu, Sementara di tempat kami harga di pangkalan mencapai Rp. 40 rbu,"Ujar Nara Sumber.
Nara Sumber juga menambahkan untuk pangkalan yang menjual gas Melon sebesar Rp. 40 rbu merupakan milik seorang berinisial D.
"Dipangkalan D, Menjual gas Melon sebesar Rp. 40 rbu kepada masyarakat dan toko kelontong,"Tutupnya.
Namun pemilik pangkalan yang diketahui berinisial D ketika dikonfirmasi membantah bahkan sempat memaki media ini untuk tidak melakukan penulisan berita dirinya.
"Het Rp. 19 rbu itu dibangko dindo sementara kami harus menambah biaya Uang pijak gas sopir Rp. 4.800 dan uang bongkar muat Rp. 1.000 pertabung jadi total hampir 27.000 modal saja wajar toh saya jual 30.000,"Ujar Pemilik Pangkalan.(Rbu)