HOT TOPICS:
#Nasional





Seminar Ilmu Bayan: Saat Kata Menyala Menjadi Cahaya

Senin, 03 November 2025 | 17:52:40 WIB


Sungai Penuh, 3 November 2025, Program Studi Pendidikan Bahasa Arab (PBA) Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Kerinci kembali menorehkan langkah inspiratif melalui penyelenggaraan Seminar Ilmiah Inovatif Berbasis Kearifan Lokal, dengan tema yang memikat: “Bayan: Saat Kata Menyala Menjadi Cahaya.” Kegiatan yang berlangsung pada 3–4 November 2025 di kampus utama IAIN Kerinci ini menjadi ruang pengembangan ilmu sekaligus refleksi atas keindahan bahasa wahyu.

 

Seminar ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman mahasiswa terhadap Ilmu Balāghah, khususnya Ilmu Bayān, melalui pendekatan inovatif yang berpadu dengan kearifan lokal. Dalam konteks pendidikan bahasa Arab, Ilmu Bayan tidak hanya mengajarkan teori retorika, tetapi juga menumbuhkan kemampuan mahasiswa untuk memahami dan menghayati keindahan bahasa Al-Quran sebagai sumber nilai, inspirasi, dan kebijaksanaan.

 

Kegiatan ilmiah ini menghadirkan Buya Ferki Ahmad Marlion, seorang ulama sekaligus akademisi IAIN Kerinci yang memiliki fokus kajian pada Ilmu Balāghah dan ‘Ijāz al-Qur’ān. Dengan penyampaian yang tenang namun bernas, Buya Ferki mengajak peserta menyelami hakikat Ilmu Bayān sebagai cabang penting dari balāghah yang menyingkap kejelasan, kekuatan, dan keindahan makna dalam bahasa Arab.

Dalam pemaparannya, Buya Ferki menyampaikan pesan mendalam: “Untuk merasakan kemukjizatan Al-Qur’an dari sisi keindahan makna dan bahasa, kita harus memandangnya melalui balāghah, sebab Al-Qur’an memiliki nilai sastra yang tidak tertandingi.” Ujaran ini menjadi gema intelektual yang mengingatkan bahwa mukjizat Al-Quran tidak hanya pada pesan ilahinya, tetapi juga pada keindahan bahasanya yang hidup dan memukau.

 

Dengan gaya tutur yang lembut dan penuh hikmah, Buya Ferki menjelaskan keindahan tasybīh, istiārah, kināyah, dan majāz sebagai bukti bahwa bahasa Al-Quran berbicara dengan kedalaman dan kelembutan yang melampaui batas nalar manusia. Melalui contoh dari ayat-ayat suci, syair Arab, hingga pepatah Minangkabau, beliau menunjukkan bahwa bayān adalah cermin kemuliaan ilahi yang memantulkan cahaya makna kepada hati yang merenungi.

 

Peserta seminar yang terdiri dari pencinta Quran dan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Arab (PBA) IAIN Kerinci tampak antusias mengikuti setiap sesi. Mereka tidak hanya mendengar, tetapi juga berdiskusi dan merenungi nilai sastra dalam Al-Qur’an. Bagi mereka, Ilmu Bayān bukan sekadar teori linguistik, melainkan jalan untuk memahami keagungan wahyu dan mengenal Sang Pencipta melalui bahasa yang indah.

 

Lebih dari sekadar kegiatan akademik, seminar ini juga menjadi bagian dari aktualisasi nilai ASN dalam Latsar CPNS, yang menekankan pentingnya inovasi berbasis kearifan lokal. Melalui kegiatan ini, mahasiswa dan dosen diajak untuk membangun kesadaran bahwa keilmuan dan kebudayaan dapat berjalan beriringan dalam upaya memahami pesan ilahi secara kontekstual dan relevan dengan zaman.

Dengan semangat akademik dan nuansa sastra yang lembut, seminar ini menjadi pengingat bahwa Ilmu Bayān bukan hanya tentang kata, melainkan tentang cahaya yang lahir dari makna. Di ruang kuliah yang tenang, kata-kata seolah bernafas, makna bersinar, dan Al-Quran kembali terasa sebagai mukjizat yang hidup di hati para pencintanya.

 


Advertisement

Komentar Facebook