Tanaman Purun Patu di Pematang Buluh Dijadikan Bahan Baku Souvenir
Tanaman Purun Patu (Jenis rumput) diolah dan dijadikan kerajinan souvenir. Ide kreatif ini dilakoni para pengrajin ibu-ibu yang ada di Desa Pematang Buluh, Kecamatan Betara
Pengelolaan Purun Patu merupakan pengembangan ekonomi lokal yang bakal menembus pasar Nasional. Hasil alam yang melimpah ruah di Kecamatan Betara ini, dikelola dan dijadikan souvenir berbagai model, sebagai omset ibu-ibu di Desa Pematang Buluh.
Dulunya purun patu ini diolah sebagai bahan tikar, kini lebih kreatif, diolah dan dijadikan sebagai bahan baku untuk pembuatan bahan tas, bakul, dompet berbagai model.
Ide kreatif ini ternyata tidak muncul sendirinya. Awalnya, pengembangan kerajinan putu ini didapat setelah pihak desa mengirimkan pengrajin tikar untuk study banding ke Kalimantan Selatan.
“Pemerintah Desa setempat mengirim ibu-ibu ke sana (Kalimantan Selatan,red) melakukan study tiru guna belajar memanfaatkan Purun menjadi barang ekonomi,” kata warga Desa Pematang Buluh, Kamaruddin ditemui awak media baru-baru ini.
Tentunya, kualitas tas berbahan baku purun ini tak kalah saing dengan produk lokal daerah lain. Apalagi, bahan baku purun ini memiliki daya tahan yang cukup lama, tidak cepat rusak.
“Ide membuat tas dan alin-lain itu timbul karena melihat hamparan Purun yang cukup luas di desa kami, dimana selama ini hanya dibuat tikar dan bakul oleh warga setempat. Dan bahan purun ini memiliki daya tahan yang cukup lama dan ramah lingkungan,” ungkap Kamaruddin.
Mantan Kades Pematang Buluh ini mengatakan, pemasaran kerajinan ibu-ibu Pematang Buluh ini telah meluas di Provinsi Jambi. Mulai dari pasar-pasar tradisional, di sejumlah perusahaan, kampus, perbankan dan pusat-pusat penjual souvenir (cinderamata) di Kota Jambi.
"Kita juga telah jajaki beberapa Dialer Mobil di Kota Jambi untuk cinderamata motif dan tulisannya kita sesuaikan dengan dialer, misalkan Honda, Daihatsu, Toyota, jenisnya bisa tas buku servis atau lainnya," tuturnya.
Lanjut Kamaruddin, keberadaan tas dari purun ini juga dapat membantu program pemerintah dalam mengurangi penggunaan kantong plastik di tengah masyarakat.
Disebutkannya hingga saat ini produksi yang telah terbuat mencapai ratusan buah dan siap dipasarkan dengan beragam motif. Motif batik sudah beredar 1.000 tas bekerjasama dengan pengrajin Jambi dan viral di tahun 2019.
"Sedangkan tahun 2020 ini Motif Sulam Batok Logo Jambi. Sepanjang sejarah belum ada purun membawa logo Provinsi Jambi. Logo Jambi asli ide kita agar tas ini menggaung di 11 Kabupaten/kota di provinsi Jambi,” sebutnya.
Dirinya akan terus dukung Pemrintahan Desa Pematang Buluh dalam mengembangkan usaha perempuan seperti ini, meskipun tidak menjabat lagi sebagai Kepala Desa.
"Tetapi untuk bidang ekonomi kreatif lokal semacam ini semua pihak harus mendukung," tuturnya.
Untuk pemesanan dapat menghubungi Kontak Person Tas Purun Jambi Attungkali Nomor HP 0852 2246 8726.(***/Fen)