KUALATUNGKAL- Aroma khas yang begitu ketara menambah rasa tersendiri. Hirupan terdengar jelas, seakan penasaran menyicip khas liberika.
Begitula fenomena para pecandu kopi yang kongkow di Jumat Modiess. Jumat Modiess adalah salah satu kegiatan yang dicetuskan Kopi Orang Kite (KOK).
KOK merupakan organisasi non profit, yang sengaja dibentuk untuk memperkenalkan Kopi Liberika Tungkal Komposit khas Tanjab Barat ke kalangan umum maupun aparatur pemerintah.
Jumat ini, barista KOK digelar di halaman Kantor Bupati. Dua Minggu, kegiatan perdana dilakukan di Kantor Perindag.
Para pejabat daerah pun tak tinggal diam, sambil menyicip kelezatan racitan Liberika Tungkal Komposit.
Dengan bayar seikhlasnya, para ASN pun bisa ngopi sepuasnya sesuai selera.
Jumat Modiess adalah kepanjangan dari Jumat Minum Kopi di Dinas Plus Live Musik. Lantunan musik klasik, semakin membakar sipenikmat kopi, sambil ngobrol ringan di kalangan ASN.
Salah satu anggota KOK Tanjabbar Yanti, menuturkan kegiatan ini bagian dari aplikasi terhadap himbauan Bupati Tanjungjabung Barat untuk mengkonsumsi kopi liberika.
Diharapkan melalui Jumat Modiess ini, setiap OPD bisa menjadi penikmat setia Kopi Liberika Tungkal Komposit yang telah dipasarkan hingga ke negara tetangga.
"Acara ini yang kedua kalinya, sebelumnya di Kantor Perindag. Adapun sasaran dr kegiatan ini adalah ASN maupun honorer yang ada di seluruh instansi, dan pada hari ini kebetulan berada di lingkungan Sekretariat Daerah Tanjab Barat," kata Yanti.
Kegiatan Jumat Modiess ini direncanakan dilakukan setiap dua minggu sekali. Namun, tidak menutup kemungkinan bisa digelar setiap minggu.
"Ya semoga Jumat Modiess ini bisa langgeng dan akrab ditengah masyarakat," tandasnya.
Budidaya Turun Temurun
Sebagaimana diketahui, Kopi liberika jenis kopi yang terdapat di beberapa daerah di Indonesia. Tungkal Komposit, adalah jenis Liberika dari Kabupaten Tanjabbar yang telah tersertifikasi.
Di Kabupaten Tanjabbar, kopi ini secara turun-temurun telah dibudidayakan sekitar 70 tahun yang lalu. Kopi tersebut ditanam pada lahan gambut dengan kondisi tanah asam yang cukup tinggi.
Uniknya, sebagian petani di Tanjung Jabung Barat ini tidak menyadari bahwa budidaya kopi yang telah dilakukan sejak tahun 1940-an tersebut telah berkontribusi menyelamatkan lahan gambut dari degradasi.
Tumbuhan kopi yang ditanam oleh masyarakat memiliki karakteristik yang ramah terhadap gambut dengan tingkat toleransi yang cukup tinggi.
Dibanding sawit, menanam kopi tidak perlu menguras air gambut hingga kering karena tumbuhan tersebut masih bisa menerima level air setinggi 40 sampai 60 cm dari gambut ke permukaan.
Jenis kopi yang ditanam oleh masyarakat Tanjung Jabung Barat adalah kopi Liberika Tungkal Komposit dan telah mendapat hak paten dari Kementerian Hukum dan HAM RI. Sertifikat itu telah diberikan pada Jumat (30/10) di Jakarta.
Kopi ini memiliki keunikan, dimana buah kopi liberika lebih besar dibandingkan buah kopi arabika maupun robusta. Kopi ini pun telah dikenal di pasar domestik maupun internasional (khususnya Malaysia) karena telah memiliki reputasi yang baik dari aspek mutu dan citarasa.
Mengenai harga pasar, kopi liberika lebih tinggi dibandingkan jenis kopi arabika maupun robusta.
Berdasarkan uji citarasa yang telah dianalisa oleh Pusat Penelitian Kopi dan Kakao (Puslitkoka) Indonesia, Kopi Liberika Tungkal Jambi (OBKP) memiliki citarasa herbal, rubbery, ratter sourish and too high acidity dengan final score notation speciality grade (82,75). Sedangkan kopi olah basah kopi madu (OBKM) memiliki citarasa herbal, rubbery, sweet, strong aroma, heavybody and very balance dengan final score notation specialty grade (83,5).(*/Andri Damanik/dikutip dari berbagai sumber)