Penulis : Tuti Rosmalina, SHI, MA (Sekretaris Peduli Serumpun Jambi)
Tubuhku Bukan Objek Lima Tahunan, Daftar Pemilih Tetap kami jumlahnya banyak namun pemerataan pengetahuan yang menjadi titik tekan sering sekali di abaikan.
KPU RI telah menetapkan sejumlah Total rekap nasional pemilih dalam dan luar negeri dengan 514 kab/kota, 128 negara perwakilan, jumlah kecamatan 7.277, jumlah desa/kelurahan 83.731, jumlah TPS/TPSLN, KSK, Pos 823.220, jumlah pemilih laki-laki 102.218.503 dan pemilih perempuan 102.588.719 perempuan
Dengan total pemilih laki-laki dan perempuan 204.807.222,"
Sehingga Komisi Pemilihan Umum (KPU) menetapkan Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pemilu 2024 sebanyak 204.807.222 pemilih. Penetapan DPT dilakukan melalui Rapat Pleno Terbuka Rekapitulasi Daftar Pemilih Tetap (DPT) Tingkat Nasional Pemilu Tahun 2024, di Gedung KPU, Minggu (2/7/2023).
Dengan di sah kannya daftar pemilih tetap maka para calon anggota dewan baik DPR D maupun DPR RI DPD RI, calon presiden dan wakil presiden mulai bersiap siap menghitung hitung. Berapa jumlah pemilih yang akan di tarik hatinya untuk memilih si kandidat yang akan di tetapkan menjadi calon legislatif.
Isu isu dan branding branding kandidat melalui spanduk. Baliho dan alat peraga sudah mulai ramai d jumpai di persimpangan jalan dan bahkan sudah mulai naik di pohon pohon. Walaupun sebenarnya tidak di bolehkan. Baca peraturan KPU tentang "Pedoman Pelaksanaan Kampanye Legislatif. Pasal 17 peraturan tersebut menyatakan alat peraga kampanye tidak dipasang di tempat-tempat antara lain jalan-jalan protokol, jalan bebas hambatan, sarana dan prasarana publik, taman, dan pepohonan."
Bagaimana kita akan melihat dan mengenali sosok yang akan kita pilih di 14 Februari nanti tentu saja dari apa yang akan di paparkannya melalui visi dan Missi yang tentu juga akan selaras dengan isu partai nya.
Melihat jumlah Daftar pemilih tetap. Jumlah pemilih perempuan sedikit lebih banyak dibandingkan daftar pemilih tetap laki laki secara nasional, hal ini tentu nantinya akan membawa bawa isu tubuh prempuan dalam hal kesetaraan peran dan fungsi serta kesempatan. semoga tidak sama dengan 5 tahun yang lalu, prempuan hanya dijadikan sebatas isu kampanye dan ketika jadi. Kepentingan akan isu ke tubuhan prempuan, keselarasan peran dan fungsi tetap saja di nomer dua kan.
Dalam masa kampanye nanti saya juga berharap. Para pemilih perempuan tidak menaruh simpati dengan si kandidat yang hanya memberikan kenang kenangan berupa jilbab atau atribut apapun yang diberikan. Tapi berilah ruang pada kandidat kandidat yang berpotensi membawa pemikiran dan menjadikan pemerataan kesempatan, akses dan pengetahuan yang merata yang di jadikan pilihan.
Antara satu prempuan disebuah desa tidak akan sama pemahaman nya tentang tubuhnya dengan Prempuan diperkotaan. Tidak akan paham jika tidak di ajak berbicara. Dan sedikit sekali dari kita yang peduli akan hal ini.
Sering sekali kita hanya menjadikan prempuan objek politik saja. Menjadikan isu prempuan dan tubuhnya menarik di bahas hanya ketika akan pilkada. Yang bisa di tarik simpati nya dengan sehelai jilbab dan 5 kg beras. Selebihnya di lupakan.
Rasa nya prempuan pilih perempuan dan isu politik sejenisnya harus di ikat dengan komitmen bersama bahwa partai bertanggung jawab untuk mendistribusikan pemerataan akses dan informasi kepada semua kadernya dan diteruskan pada konstituwen nya. Bukan ramai dibahas dan dijadikan bahasan bahasan kedai kopi menjelang pemilihan.
Setelahnya hanya tubuh tubuh prempuan saja yang dibahas. Dan dijadikan objek anggaran.
Sekali lagi melalui tulisan ini saya berharap dengan besarnya jumlah DPT prempuan yang berjumlah 204.807.222, tidak hanya menjadi objek diskusi namun mampu memberi bargaining kepentingan prempuan baik di perkotaan dan prempuan dipedesaan yang mau tidak mau jumlahnya semakin banyak, namun aksesnya semakin terbatas.
Di akhir tulisan saya berharap banyak melalui partai politik untuk membangun pemahaman humanis ke tubuhan prempuan dan cara prempuan mengurai pengetahuan. Agar setara kesempatan dan akses juga dapat dirasakan oleh prempuan prempuan desa. Yang bicara akses dan informasi masih terbatas . Sehingga dalam mengambil keputusan untuk tubuhnya saja dia masih bergantung pada orang lain.
Selamat memasuki tahapan demi tahapan pemilihan umum, semoga tubuh ku, tubuhmu tidak lagi menjadi objek politik lima tahunan. Namun menjadikan sang wakil wakil rakyat yang terpilih memikirkan kesetaraan akses dan pengetahuan antara prempuan desa dan perkotaan. Yang itu semua tanggung jawab kita bersama. Namun lebih di titik beratkan kepada para calon wakil wakil kami.
Walahuaklam