Oleh : Dr. Noviardi Ferzi*
Eco Review - Momen libur lebaran mampu menghadirkan perputaran ekonomi yang sangat besar. Tahun 2024 berdasarkan data Kementerian Perhubungan jumlah pemudik tahun ini naik menjadi 193,6 juta orang, dengan perkiraan per keluarga menghabiskan Rp3,2 juta.
Tahun 2022 lalu, misalnya, nilai perputaran ekonomi mencapai Rp72 triliun. Angka ini meningkat di 2023 dimana perputaran uang di daerah selama periode liburan Lebaran mencapai Rp 92,25 triliun.
Data Kamar Dagang Industri (Kadin) Indonesia memperkirakan perputaran uang selama libur lebaran 2024 tahun ini mencapai Rp157,3 triliun. Nilai ini dengan perhitungan jumlah pemudik yang akan mencapai 193 juta.
Selama ini momentum mudik libur lebaran akan berdampak signifikan pada peningkatan konsumsi rumah tangga, yang mana sektor ini merupakan kontributor terbesar pada pertumbuhan ekonomi.
Peningkatan biasanya terjadi di sisi konsumsi untuk makanan dan minuman, pakaian, transportasi, serta hotel dan restoran pada periode mudik lebaran. Sumbangan ketiga sektor tersebut mencapai sekitar 25 persen pada konsumsi rumah tangga, sehingga fenomena mudik akan sangat berpengaruh pada konsumsi rumah tangga.
Dengan begitu momen mudik lebaran bisa meningkatkan perputaran uang sebanyak 10 persen dan mampu berkontribusi 25 persen lebih pada pertumbuhan ekonomi kuartalan.
Prediksi sementara usaha penyediaan akomodasi dan penyediaan makan minum (kuliner) akan mendapatkan dampak yang sangat positif. Untuk itu perlu strategi yang membuat para pemudik untuk membelanjakan uangnya pada produk dan jasa di daerahnya sehingga mampu berkontribusi positif dalam pemulihan perekonomian di daerah.
Situasi ini memberikan dampak besar terhadap perputaran uang di daerah, uang beredar yang sangat besar ini berdampak positif pada perekonomian.
Perputaran uang, juga akan dirasakan oleh berbagai sektor usaha, mulai dari transportasi, makanan dan minuman, akomodasi, hingga pariwisata.
Selain itu, tunjangan hari raya (THR) bagi PNS dan pekerja swasta wajib dibayar penuh setelah sempat tersendat pada tahun-tahun sebelumnya akibat tekanan ekonomi akibat pandemi.
Belum lagi, sokongan pemerintah melalui bansos dan bantuan langsung tunai (BLT), hingga bantuan subsidi gaji kepada pekerja terdampak. Berbagai instrumen ini yang terakumulasi menjadi perputaran uang lebaran yang menggerakan roda ekonomi nasional.
* Pengamat